Saat ini kita memasuki bulan suci Ramadhan, bulan yang selalu dirindukan oleh seluruh umat Muslim di dunia. Karena di bulan Ramadhan terdapat banyak sekali keberkahan, ampunan, dan juga pahala yang berlipat ganda dibanding bulan-bulan lainnya. Dan di bulan Ramadhan inilah umat Muslim menjalankan rukun Islamnya yang ketiga, yakni berpuasa.
Puasa, secara istilah adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang dapat membatalkannya, dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, yang tujuannya untuk meningkatkan ketakwaan seorang Muslim. Selain itu, manfaat dari berpuasa adalah dapat mengontrol tingkat emosional, melatih kesabaran, dan juga menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela.
Namun disisi lain, momen Ramadhan tentu akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan anak mengenai ibadah puasa ini. Hal tersebut menjadi kesempatan yang tepat bagi kita untuk menjelaskan dan mengajarkan perihal puasa kepadanya.
Dalam Syari’at Islam, sepakat bahwa anak kecil tidak diwajibkan berpuasa sampai ia baligh. Atas dasar tersebut, banyak orang tua yang membiarkan anak-anaknya tidak berpuasa. Padahal sesungguhnya, mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini itu lebih mudah, daripada mengajarkannya setelah ia akhil baligh. Hendaknya sedini mungkin anak dapat diajarkan untuk berpuasa agar ia terlatih dan terbiasa. Sehingga akan mudah untuk melakukannya apabila ia sudah baligh. Namun sebenarnya, kapankah kita bisa mengajarkan anak-anak untuk melaksanakan ibadah puasa?.
Untuk menilai apakah anak kita sudah mampu atau belum untuk menjalankan puasa, terlebih dahulu kita harus mengamati dan mengetahui pertumbuhan serta perkembangannya. Apakah berat badan anak kita ideal atau tidak, apakah perkembangannya normal seperti teman sebayanya atau tidak.
Jika ternyata berat badan anak kita di bawah standar atau terlihat kurus, lebih baik jangan dipaksakan untuk berpuasa. Karena anak dengan kondisi seperti itu justru sangat membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk pertumbuhannya. Namun jika anak terlihat sehat, berat badannya ideal, perkembangannya juga normal dan tidak bermasalah, maka disarankan untuk mulai mengajarkan puasa kepadanya. Tentu alangkah lebih baiknya jika kita terlebih dahulu berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi untuk menentukan anak diperbolehkan berpuasa atau tidak.
Usia yang ideal bagi anak untuk mulai berpuasa tentu bervariasi, tergantung pada kemampuan individu anak. Umumnya usia sepuluh tahun anak sudah bisa diajarkan untuk berpuasa. Namun hal yang harus digaris bawahi adalah jangan sampai memaksanya. Biarkan keinginan berpuasa itu muncul saat melihat orang-orang disekelilingnya berpuasa.
Pertama-tama, mulailah untuk mengajarkan puasa secara bertahap pada anak. Bermula dari pagi hingga siang hari lalu dilanjutkan lagi berpuasa di siang hingga sore hari. Kemudian satu hari penuh, jika ia menangis karena lapar, cobalah alihkan perhatiannya pada mainan atau semacamnya.
Hal yang harus kita perhatikan ketika mengajarkan anak berpuasa adalah jaga ia dari dehidrasi. Caranya, berikan ia minum yang cukup saat berbuka, sebelum tidur, dan juga saat sahur. Seorang anak yang bermata cekung, lemas, bibir kering, dan intensitas buang air kecil berkurang, berarti dia mengalami dehidrasi. Maka harus secepatnya diberikan minum yang banyak.
Pemberian nutrisi saat buka atau sahur juga tak kalah penting, agar daya tahan tubuh anak tetap terjaga saat menjalankan puasa, apalagi kali ini kita berada di tengah pandemi virus Corona. Dengan daya tahan tubuh yang terjaga, tentu membuat ia tidak mudah terpapar virus. Pemberian nutrisi itu bisa melalui vitamin/suplemen tambahan, atau dengan pemberian sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tidak lupa lakukan olahraga ringan saat puasa, misalnya menggerakkan sendi leher, bahu, tangan, pinggang, dan juga sendi kaki. Hal ini bisa dilakukan pada pagi atau sore hari agar anak tetap rileks. Olahraga ringan ini tidak akan membuat anak merasa lelah dan membatalkan puasa.
Muncul pertanyaan, bukankah anak-anak itu belum diwajibkan untuk menjalankan puasa? Lantas kenapa kita harus repot-repot mengajarinya puasa sejak dini? Kembali lagi kita berbicara tentang manfaat. Sebenarnya apakah manfaat puasa bagi anak-anak?
Tentu ada banyak manfaat yang terkandung apabila kita mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini, yaitu:
1. Menjaga kesehatan tubuh
Menurut British Nutrition Foundation, puasa di bulan Ramadhan banyak memberikan efek kesehatan, antara lain: menurunkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol darah, trigliserida, dan juga mengurangi stres. Berarti, efeknya menyehatkan tubuh secara menyeluruh.
2. Mengajarkan anak untuk bersabar dan disiplin
Ini bisa menjadi salah satu upaya pembentukan karakter dan kepribadian anak. Aturan puasa yang harus menahan diri untuk tidak makan dan minum dari pagi hingga petang membuat anak berlatih kesabaran. Selain itu, anak menjadi disiplin karena terlatih untuk menyesuaikan diri kapan waktu untuk makan, ibadah, tidur, dan juga bermain.
3. Menumbuhkan rasa empati dan juga meningkatkan rasa syukur.
Rasa empati bisa kita tanamkan dengan cara menjelaskan padanya apa yang menjadi tujuan puasa, yaitu untuk memahami penderitaan orang yang tidak seberuntung kita, sehingga mereka menahan lapar dan juga haus.
Ajari ia pesan moral, bahwa kita lebih beruntung karena walaupun kita seharian tidak makan dan minum, tetapi pada saat waktu berbuka tiba, telah tersedia makanan dan minuman untuk kita nikmati. Di luar sana, masih banyak orang sampai berhari-hari tidak makan karena keterbatasan.
4. Berpuasa untuk mengontrol emosi
Selain mengendalikan rasa lapar dan haus, puasa juga untuk mengontrol emosi dan juga perbuatan tercela, antara lain berbohong, marah-marah, memukul teman, dan juga berbagai jenis kenakalan lainnya. Ini akan membuat anak menjadi terbiasa untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Berikut ini tips mengajarkan anak untuk berpuasa agar anak tidak merasa terpaksa.
1. Beri contoh.
Anak akan bertanya pada orang tuanya kenapa mereka tidak makan atau minum. Maka, setelah kita beri penjelasan, mereka pun ingin mengikuti kita. Mereka mencontoh apa yang kita lakukan. Jadi, jangan pernah mengharapkan anak akan berpuasa jika kita tidak pernah berpuasa.
2. Jangan pernah memaksa anak untuk berpuasa sampai sore hari.
Lakukan puasa semampu mereka. Jika anak hanya sanggup berpuasa sampai setengah hari, biarkan saja. Jangan memaksa karena bisa menimbulkan resiko kesehatan. Seiring bertambahnya waktu, kemampuan anak akan bertambah. Jadi nantinya lama-kelamaan juga ia mampu berpuasa hingga sore hari. Yang penting, anak mengerti apa itu puasa dan bagaimana cara mengerjakannya.
3. Latihlah anak untuk berpuasa dari makanan favoritnya.
Jika anak belum mampu untuk berpuasa seperti yang lain, kita bisa melatih anak berpuasa dari makanan favoritnya. Misalnya coklat, permen, dan lain-lain. Jadi, anak tetap boleh memakan makanan yang lain, tetapi makanan favoritnya kita jauhkan selama jam puasa. Jadi, anak mulai mengerti kenapa makan favoritnya tidak bisa dia peroleh dengan mudah.
4. Beri penghargaan pada anak jika anak telah sukses berpuasa.
Ini penting sekali, agar anak bertambah semangat untuk menjalankan puasa keesokan harinya. Kita bisa memberikan pujian seperti: anak pintar, anak hebat, anak sholeh, dan sebagainya, atau juga bisa kita berikan hadiah berwujud barang atau makanan kesukaannya. Mereka pasti akan merasa senang dan bangga atas apresiasi kita kepadanya.
Demikianlah sedikit ulasan tentang perlunya mengajarkan puasa pada anak sedini mungkin, serta tips-tips mengajarkannya pada anak. Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.